Senin, 21 Desember 2009

Balige..Perahu Kertas..Dia..


Balige..

Ini hari keduaku di kota yang bertepi danau toba ini. Semalam ketika untuk pertama kalinya setelah entah berapa lama aku tak menginjakkan kaki di kota ini, aku kembali merasa sebuah kedamaian. Taka ada udara yang penuh hidrokarbon layaknya kota medan. Tak ada hiruk pikuk bising kendaraan yang saling tak mau mengalah merebut jalan layaknya kota medan. Tak ada lagi panasnya cuaca udara malam dan lukisan malam yang tak berbintang layaknya kota medan. Semua berubah!!

Kota yang damai, dengan semilir angin yang berselimut kesejukkan menampar lembut setiap jengkal kulitku. Merasuki pori-poriku. Mengalir bersama aliran nadi. Bertemu dengan teman-temannya yang merasukiku melalui paru-paruku. Sejuk..Hal yang telah lama hilang dari kamus malamku di medan!

Setelah beberapa bulan disibukkan dengan berbagai hal tentang kuliah, maka ini saatnyalah untuk refreshing!!

Bekal untuk itu telah kupersiapkan. Laptop & modem internet, 2 buah VCD pilem indonesia, dan sebuah novel berjudul "Perahu Kertas" karya Dee.

Pagi ini aku terbangun jam 7 pagi, kuambil sebuah bed cover dan bersembunyi di bawahnya..

jam 10 pagi. Aku terbangun di bawah lingkupan bed cover yang mengahangatkan, masih menggunakan sarung tangan dan kaoskaki. Mencoba melawan kemalasan ku ambil Perahu Kertas yang tak selesai ku baca malamnya. Sarapan telah tersedia dengan secangkir kopimix, maka kulanjutkan menikmati kalimat demi kalimat yang terasa lebih nikmat daripada sarapanku pagi ini. Cerita tentang persahabatan, cinta, prinsip, mimpi dan segala integritas dalam kehidupan mengalir begitu indah tanpa celah untuk jenuh. Dan ini sudah menjadi sebuah prestise sendiri untuk tulisan-tulisan Dee.

Secangkir kopimix mengalir hangat di kerongkonganku. Tiba-tiba hapeku berbunyi. Ada sebuah pesan masuk dari dirinya. Dia yang menjadi alasanku berat meninggalkan medan kemarin. Melepas 2 hari terakhir yang ku lewati bersamanya dan berharap bertemu kembali di awal tahun depan. Kali ini aku tak lagi terfokus dalam kalimat-kalimat Dee. Jika Perahu Kertas mengalirkan sebuah cerita penuh intrik, maka di inbox hapeku ada sebuah mimpi tentang dia. Sejenak kututup novel Perahu Kertas, aku merindukan dia.


Sore ini aku kembali menikmati Perahu Kertas di sebuah tempat wisata di balige, Lumban Silintong.

Di tepi danau toba dengan riuhnya obak yang berlarian secara musikal dan harmonis membentuk kesatuan nada-nada indah yang lahir dari alam..terkadang diselingi hempasan obak pada tembok bebatuan yang terasa seperti bunyi simbal yang ditabuh seorang drumer. Bisikan angin menyanyikan lagu-lagu kehidupan yang hanya dimengerti oleh hati. Sedangkan aku duduk terpaku menatap lembar demi lembar novel Perahu Kertas, berlatar kumpulan awan yang memerah jingga seolah mengisyaratkan mentari kan terlelap..aku meneguk kopi hitam panas pesananku. Lepas sudah penatku, namun pikiranku kembali melayang..seandainya ada dia disiku saat ini..


Tiba-tiba musik alam mulai redup di bawah nyaringnya musik-musik remix dari cafe sebelah tempat ku bertapa dengan novel Perahu Kertas..maka ini saatnya untuk mengakhiri kedamaian ini..


Hari kedua di balige, ditemani Perahu Kertas dan merindukan dia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar