Sabtu, 08 Desember 2012

sebuah kado..

Ketika saya kebingungan mencari kado buat kekasih saya, saya memutuskan bertanya pada seorang teman.
Saya : kawan, kemarin cowokmu kasih apa buat kadomu??
Kawan : ahh, gak ada (dengan muka murung)
S : lohh?? kok bisa?
K : iyaa, masa kemaren dia bawa aku ke Mall, trus dia tanya aku mau apa biar dia belikan, yaa aku bilang   aku gak mau apa apa
S : loh kok gak mau apa apa?
K : iyalah..aku kan mau kado yang pemberian dia, pilihan dia, bukan pilihanku. Lagian dia kan pacarku yang seharusnya bisa membuatku bahagia dengan kado terbaik darinya. Kalo kayak gitu caranya sama aja dia jadi bapakku. Aku gak mau kado mahal atau apapun itu yang paling cantik. Aku cuma berharap sesuatu yang terbaik, apapun itu asalkan pilihan dia, sekalipun itu cuma sendal jepit. (sebutnya dengan diakhiri sebuah senyuman)



Memberi kado kepada orang yang kita sayangi merupakan hal yang seharusnya indah. Berusaha mencari sesuatu yang berharga dan indah yang bisa membuat orang yang kita kasihi menjadi terkejut bahagia, tersenyum manis dan mengucapkan kata terima kasih pada kita.

Namun sering kali memberi kado dianggap menjadi sebuah kewajiban di hari-hari bersejarah, seperti hari ulang tahun. Hal inilah yang membuat seseorang merasa terbebani dengan ritual pemberian kado. Seorang kekasih akan berkeliling dari tempat satu ke tempat yang lain hanya untuk mencari kado terbaik. Hingga akhirnya ia menemukan sesuatu yang dia cari. Namun bagaimana jika barang yang dicarinya tak pernah ia dapat, ia akan menjadi sedih dan mungkin marah.

Satu hal yang sering kita lupa dalam hal memberi, yaitu ketulusan. Pemberian itu akan sangat berharga jika tulus dari hati kita. Seperti cerita di atas. Si cewek urung menerima tawaran si cowok, bukan karena tidak ada yang dia suka, tapi dia hanya ingin mendapat sesuatu yang bukan dari hatinya, tapi dari hati orang yang disayanginya.   Karena esensinya, apapun yang ia dapat dari orang dikasihinya adalah hal yang terindah, bukan karena barangnyan tapi subyek si pemberi

Seorang kekasih juga sering lupa ketika kita berusaha mencari yang terbaik maka kita tidak akan menemukan apapun, karena akan selalu ada yang terbaik. Tetapi pilihlah yang sesuai dengan harapanmu untuk orang yang kau kasihi.

Keraguan, hal itu yang sering kali membuat kita bingung memilih sesuatu untuk menjadi kado. Tanpa kita sadari keraguan itu membuat kita menjadi tak pernah bisa menemukan apa yang kita ingin berikan untuk sang kekasih.

Seseorang sering mengeluh lelah berjam-jam ngantri membeli kado, atau kepanasan mencari kado dan sebagainya, jika kau mengeluh untuk menunjukkan perjuanganmu mendapatkan kado itu seharusnya kau tidak akan mengeluh, kau akan bahagia menceritakannya pada kekasihmu, itu menunjukkan batapa kau menyayanginya sehingga kau rela berpanas-panasan. Tapi jika itu adalah sebuah keluhan yang membuatmu lelah, berarti mencari kado itu tidak berasal dari hatimu, kerna telah menjadi beban. Karena jika kita tidak senang melakukan sebuah pekerjaan maka kita pasti akan cepat mengeluh.

Dan ingatlah ketika memberi kado telah menjadi beban maka kado itu bukan lagi berasal dari ketulusan tapi kewajiban.

Saya teringat sebuah adegan film India, ketika seorang Gadis yang cantik dan kaya berulang tahun maka diadakan pesta yang luar biasa mewahnya. Ia mendapat banyak kado mahal. Mobil dari sang ayah, kalung emas dari sang ibu dan kado-kado lain dari sahabat. Tapi gadis ini tetap tidak bahagia. Apa yang diharapkan gadis itu? Lalu datang seorang pria sederhana melangkah perlahan, terlihat jiwanya bergejolak cintanya yang begitu besar berusaha meredam rasa ragu dan malu. Kemudian ia menyodorkan sebuah kotak kecil, yang ketika dibuka ada sebuah kalung perak yang di mata kalunganya terukir nama gadis itu. Gadis itu berubah menjadi sangat bahagia dan memeluk sang pria.

Tak penting apa yang kau beri, yang penting adalah dirimu. Kalaupun kau ingin memberi sesuatu, pilihlah apa yang kau ingin berikan untukku, bukan apa yang harus kupilih.

Kado itu untuk membuat orang yang kita beri kado bahagia.

Sabtu, 29 September 2012

Sindrom Horner

Sindrom Horner (Horner's Syndrome) adalah kumpulan gejala yang disebabkan kerusakan pada sistem saraf simpatis. Pertama  kali ditemukan oleh Johan Friedrich Horner, seorang oftalmologi berkebangsaan Swiss (1883-1886). Dia menemukan kelainan dari gejala klinis orang yang terinfeksi Lues (sifilis). 

Gejala klinis Sindrom Horner terdiri atas:
  • Ptosis 
  • Miosis pupil
  • Enoftalmus
  • Anhidrosis
Kumpulan gejala ini terjadi secara ipsilateral.

Sindrom Horner bukan merupakan penyakit, tetapi kumpulan gejala akibat penyakit primer sebagai penyebab utamanya. Contohnya tumor pancoast atau tumor mediastinum, stroke, carotid artery dissection, cedera saat lahir, ataupun berbagai jenis obat-obatan

Secara anatomi jaras saraf simpatis terbagi 3 tingkatan.
  • Neuron 1 atau preganglioner. Neuron ini berasal dari posterior hipotalamus kemudian turun tanpa menyilang dan bersinaps secara multiple di otak tengah dan pons, danberakhir di kolumna intermediolateral C8-T2 yang juga disebut ciliospinal centre of badge
  • Neuron kedua berupa serabut-serabut preganglioner yang keluar dari medula spinalis. Sebagian besar jaras pupilomotor mengikuti radiks ventral torakal 1, sedangkan serabut sudomotor wajah terutama mengikuti radiks ventra T2-4. Jaras tersebut memasuki rantai simpatetik servikal (ganglion stelata) untuk kemudian bersinaps di ganglion servikal superior yang terletak dekat dasar tengkorak
  • Neuron ketiga merupakan serabut post ganglioner yang berjalan ke atas bersama-sama A karotis komunis memasuki rongga kranium. Serabut untuk vasomotor orbita, kelenjar likrimal, pupil dan otot Mulleri mengikuti A karotis interna, sedangkan serabut sudomotor dan piloereksi wajah mengikuti A.karotis eksterna dan cabang-cabangnya. Pada sinus kavernosus jaras pupilomotor tersebut meninggalkan A.karotis interna dan bergabung dengan jaras ophthalmik N.trigeminal dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior. Kadang-kadang berjalan bersama N.VI dahulu sebelum bergabung dengan N.Trigeminal dan kemudian mencapai badan siliaris yang mengakibatkan dilatasi iris melalui N.nasosiliaris dan N.siliaris longus. Sedangkan serabut vasomotor orbita, M.mulleri dankelenjar lakrimalis mengikuti A.oftalmika. Morissa dan kawan-kawan (1984) mengemukakan bahwa keringat wajah sesisi tidak seluruhnya diurus oleh serabut yang mengikuti A.karotis eksterna tetapi sebagian wajah yaitu bagian medial dahi dan hidung diurus oleh serabut yang mengikuti A.karotis interna.
Dari gambaran anatomi di atas kita memahami bagaimana gejala-gejala pada Sindrom Horner itu terjadi.
  • Ptosis; merupakan gejala yang paling gampang terlihat. Ptosis diartikan ketidakmampuan untuk mengangkat kelopak mata. Hal ini disebabkan oleh kelumpuhan M. Mulleri (Superior Tarsal Muscle) yang dipersarafi oleh saraf simpatis.
  • Miosis; adalah konstriksi pupil. Hal ini terjadi akibat gangguan pada sistem jaras simpatis mengakibatkan kelumpuhan M. Dillatator Pupillae sehingga ketidakmampuan pupil untuk berdilatasi.
  • Enoftalmus; keadaan ptosis yang membuat kelopak mata jatuh menyebabkan mata terkesan mata lebih masuk kedalam.
  • Anhidrosis; sebagaimana dijelaskan di atas bahwa neuron simpatis juga berfungsi dalam mempersarafi kelenjar keringat, sehingga gangguan saraf simpatis mengakibatkan tidak keluarnya keringat pada daerah wajah. Jika lesi berada di neuron preganglion maka anhidrosis akan terjadi pada tubuh ipsilateral, namun bila lesi pada neuron postganglion maka anhidrosis terbatas pada daerah dahi saja.
Letak lesi penyebab sindroma Horner perlu ditentukan, sebab lesi distal terhadap gangion servikal superior biasanya 98% jinak, sedangkan lesi proksimal terhadapnya 50% ganas. Pada arak yang sering terjadi adalah
congenital horner’s syndrome yang sering disebabkan karena trauma lahir, atau adanya nerutoblastoma yang tumbuh pada jaras simpatetik. Pada lesi yang kongenital dapat terjadi dengan heterochromia iris.

 Lesi disetiap neuron jaras simpatis mungkin secara klinis susah dibedakan karena akan menunjukkan gejala yang sama, namun dengan pemeriksaan yang lebih teliti dan pemeriksaan penunjang kita akan dapat membedakan pada tingkatan neuron mana yang terjadi gangguan.

Untuk mendiagnosa dan membedakan letak lesi maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
  • Dengan topikal cocaine 4-10%, pada mata normal terjadi dilatasi sedangkan pada Sindrom Horner dilatasi sangat berkurang. Cocaine mebiokir reuptake norepineparine yang dilepaskan oleh neuron simpatik ketiga. Lesi jaras simpatik menyebabkan berkurangnya epinephrine yang dilepaskan oleh neuron sehingga pupil sisi tersebut tidak akan berdilatasi
  •  Paredrin 1% (Hidoksi amfetamin ) untuk menentukan loaksi lesi. Efek paredrine melepaskan nor-epinephrine dari terminal pre-sinaptik. Pada lesi post ganglioner, saraf terminal mengalami degenerasi sehingga terjadi gangguan dilatasi papil pada pemberian paredrin, sedangkan pada lesi preganglion, jaras post ganglion masih intak sehingga paredrin mengakibatkan dilatasi pupil.



Tidak ada terapi spesifik pada Sindrom Horner, gejala-gejala tersebut akan hilang jika penyakit penyebabnya telah teratasi.

Minggu, 19 Agustus 2012

^^ (8)

Lama sudah rasanya jari jemariku tak menekan tuts-tuts huruf di atas keyboard laptop tuaku ini. Berbagi kisah cinta yang kulalui selama ini. Menjadi sosok lain yang mungkin tak disangka mereka yang mengenalku.

__________________________ (senyum - senyum sendiri)

Pagi ini aku terbangun oleh bunyi handphoneku yang berdering, dari bunyinya aku tahu, siapa gerangan orang yang menelponku pagi ini.
Aku tidak langsung memencet tombol berwarna hijau di handphoneku, kukumpulkan nyawaku untuk menyapa dia dengan penuh semangat pagi ini. "semangat pagi sayangkuuu" dengan manja kuuangkapkan kata itu, serasa semua gunung es kerinduan ini luluh lantah, mendengar suaranya menjawab sapaanku.

***

Iya, rindu ini tersa begitu menyesak, mungkin benar ia saat ini tidak berada di kota yang sama denganku, tapi hal yang menambah kerinduanku pada sosoknya adalah kisah cinta Keenan dan Kugy dalam novel terbaik karya Dewi "Dee" Lestari, Perahu Kertas.

Cinta begitu susah ditebak, terkadang ia mempertemukan kita dengan orang yang salah tapi serasa ia adalah orang yang benar. Terkadang juga, cinta mempertemukan kita dengan orang yang benar disaat kita sedang bersama orang yang salah. Tapi sangat bahagia rasanya, jika kehampaan kita diisi oleh orang yang benar disaat tak ada orang yang salah atau momen yang salah.

Kisah Keenan dan Kugy yang diciptakan Dee, membuatku merasa jengah setiap momen yang tercipta menharuskan cinta mengalah demi sebuah realita, janji ataupun kerabat. Cinta memang seharusnya egois untuk memiliki dan menjadi terdakwa untuk dipilih. Mungkin sulit untuk menyatakan sekedar kata "cinta", tapi itulah yang harus kita lakukan untuk mendapatkan keegoisan kita dalam cinta.

Dadaku kembali terhenyak dalam memori jangka panjangku, sekitar 2 lewat tahun yang lalu, saat novel ini pertama kali aku pinjam darinya dan kubaca lembar demi lembar, seolah novel ini melecutkanku untuk terus mengejar cinta yang tulus kita rasakan. Rindu yang kurasakan saat itu dan saat ini mungkin tidak sama, tapi objeknya masih tetap sama, yaitu dirimu. Dirimulah objek terindah yang kujadikan alasan untuk setiap hasrat, engkau adalah Kugy dalam kisah Perahu Kertasku, dirimulah Putri Angsa dalam dongeng cinta kita.

 Tak banyak yang mampu kuceritan sekarang, tapi lebih dari rangkaian kata ini yang kupunya hanya ribuan kata rindu, yang mungkin tak  bisa kutuliskan semuanya pada tempat ini. Bukan karena aku tak tulus, tapi ijinkan aku menikmati terombang-ambing oleh ombak rindu dari cinta yang tak bertepi ini.

Seperti sebait lagu yang bernada fales, yang tercipta untukmu:
tak ada rasa untukku menjauh
dari indahnya parasmu
tak mampu untukku menghindarimu
melihat manisnya senyummu
aku mencintaimu
aku menyayangimu
selalu..



Rabu, 06 Juni 2012

Karies Dentis



Karies dentis adalah lubang yang terjadi secara patologis pada gigi. Lubang yang terjadi karena efek pengikisan dari email-dentin-pulpa, yang terjadi secara kronis dari proses atrisi, abrasi ataupun demineralisasi pada gigi.
Terdapat tiga teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori kemoparasiter Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.
  1. Teori Asidogenik Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan karies.
  2. Teori Proteolitik Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu prose proteolisis bahan-bahan organik dalam jaringan keras gigi oleh produk bakteri. Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolitik. Teori proteolitik ini menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik. Manley dan Hardwick (1951) menggabungkan teori proteolitik dan teori asidogenik .
    Menurut mereka teori-teori tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Teori ini menyatakan bahwa bakteri-bakteri dapat membentuk asam dari substrat karbohidrat, dan bakteri tertentu dapat merusak protein jika tidak ada karbohidrat, karena itu terdapat dua tipe lesi karies. Pada tipe I, bakteri menginvasi lamela email, menyerang email dan dentin sebelum tampak adanya gejala klinis karies. Tipe II, tidak ada lamela email, hanya terdapat perubahan pada email sebelum terjadi invasi mikroorganisme. Perubahan email ini terjadi akibat dekalsifikasi email oleh asam yang dibentuk oleh bakteri dalam plak gigi diatas email. Lesi awal ini disebut juga calky aanamel.
  3. Teori Proteolisis Kelasi Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-zat yang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada pH netral atau basa.
Klasifikasi dan Manifestasi klinis

Menurut kedalamannya karies dentis dibagi menjadi:
  1. Karies fissure: Proses awal dari terjadinya karies yang lebih lanjut.  Pasien tidak mengeluh adanya keluhan rasa nyeri atau sakit pada gigi. Sering ditemukan saat pasien dating ke dokter gigi. Ditandai dengan hitam pada permukaan gigi yang berjalan sesuai fissure gigi. Pada saat pemeriksaan dengan menggunakan sonde dan perkusi tidak ada keluhan. Diterapi dengan pro-konservasi.





















  1. Karies Superficialis yaitu karies yang hanya mengenai bagian email gigi saja. Pasien tidak mengeluh adanya rasa ngilu ataupun sakit, namun ketika dilakukan pemeriksaan menggunakan sonde, tidak ditemukan rasa sakit pada pasien tetapi sonde tersangkut pada lubang. Diterapi dengan pro-konservasi. (contoh gambar 2)
  2. Karies Media yaitu karies yang mengenai 2/3 tebal dentin. Pasien tidak mengeluh sakit gigi, namun memberi keluhan berupa ngilu saat minum air panas/dingin, ataupun ngilu saat terkena angin. Ketika dilakukan pemeriksaan menggunakan sonde pasien merasa ngilu yang tajam, dan saat menggunakan ekskavator pada bagian lubang gigi tersebut masih terasa keras, karena masih ada lapisan dentin. Diterapi dengan pro-konservasi. (gambar 3)   
  3. Karies Profunda adalah karies yang sudah melewati 2/3 tebal dentin dan sudah mengenai atau mendekati pulpa (gambar 4). Jika karies telah mencapai pulpa maka pasien mengeluh rasa sakit yang spontan dan berdenyut, hal ini terjadi karena iritasi pulpa yang berisi saraf. Karies profunda sendiri dibagi lagi menjadi 2 yaitu:
    1. Karies Profunda Pulpa Tertutup yaitu karies yang sudah mendekati pulpa, namun masih ada lapisan tipis dentin yang menutup pulpa. Jika lapisan dentin terbuka/pecah yang terjadi secara spontan atau akibat tindakan pemeriksa maka dapat mengeluarkan darah yang berasal dari pulpa. Pasien mengeluh rasa ngilu saat makan atau minum yang dingin atau panas. Saat dilakukan pemeriksaan dengan sonde ditemui rasa ngilu yang tajam dan dengan penggunaan ekskavator terasa lunak. Biasa didiagnosa deng hyperemia profunda dan diterapi dengan pro-konservasi.
    2. Karies Profunda Pulpa Terbuka. Tidak ada lagi dentin yang melapisi pulpa. Akibat hubungan langsung antara pulpa dengan bagian luar menyebabkan pulpa lebih rentan terinfeksi. Karies profunda pulpa terbuka juga dibagi lagi menjadi:
·        Vital:
Pasien akan mengeluh rasa sakit spontan dan berdenyut yang hebat bahkan sampai mengganggu aktivitas. Pulpa masih hidup dan masih keluar darah. Pemeriksaan dengan sonde ditemui rasa sakit. Didiagnosa dengan pulpitis. Diterapi dengan pro-konservasi.
·        Non Vital:
Pasien tidak mengeluh ada rasa sakit ataupun ngilu. Pulpa telah mati, sehingga ketika disondepun tak ada rasa sakit lagi. Pada pemeriksaan juga tampak warna kehitaman pada gigi. Didiagnosa dengan gangrene pulpa dan diterapi dengan pro-eksodonti.

Kamis, 12 Januari 2012

Wibawa dan Kemanusiaan ? ?

Wibawa dan kemanusian.

Dua hal yang kupelajari dan kurenungkan hari ini.
Apakah kedua hal ini bertolak belakang? atao saling melengkapi? yang ku tau hari ini seorang teman mengajarkanku untuk sedikit melupakan kemanusiaan demi sebuah wibawa.

Wibawa adalah sebuah citra yang dibentuk dari sikap dan tutur kata kita, tapi wibawa hanya sebuah kulit yang mampu lekang, sedangkan kemanusiaan adalah isi dari kulit tersebut, yang merupakan inti dari sikap dan bukan kepura-puraan.

Seperti seorang raja yang mau turun ke jalanan menyapa rakyat jelata, apakah ia akan kehilangan kewibawaannya? Apakah setelah itu ia akan mengalami penurunan kasta?

Jika hidup dalam wibawa membuat kita tidak bebas, dimana letak kebijaksanaan dari kata wibawa tersebut?? Dimana letak kemanusiaan dari sang wibawa??

Entahlah..yang kutau, kemanusiaan lah lebih utama dari wibawa, dan aku lebih memilih hidup dalam jiwa kemanusiaan daripada terkekang dalam aturan-aturan kewibawaan.