Sabtu, 12 Desember 2009

^^ (1)

Jika semua orang berkata satu-satunya keajaiban dunia yang terjadi berlawanan dengan rotasi bumi adalah matahari yang tampak di tengah malam di Norwegia, orang boleh berkata aku gila, tapi aku melihat sang bulan bersinar untukku siang ini.

***

Hari itu matahari sangat menyengat, semua gairahku luntur olehnya. Otakkupun terasa lelah menghadapi gempuran slide-slide sejak pagi. Tapi entah mengapa aku begitu ingin mengakhiri satu hariku di kampus ini dengan mengajar di sebuah laboratorium. Sebuah rutinitas baru yang sangat berhasil menghilangkan kebosananku menghadapi kuliah.

Menghadapi para junior cukup membuatku kerepotan. Sudah dua jam lebih sejak jam 1, tapi tugas ini belum berakhir karena masih ada grup mahasiswa lain yang belum mendapat giliran. Tibalah kelelahan yang sangat menghampiriku menghadapi kelompok berikutnya tersebut.

Ku lihat wajah mereka semua ketika aku mulai menjelaskan tentang anatomi jantung manusia pada mereka. Cukup bahagia apa yang kujelaskan mereka apresiasi dengan baik, walaupun ada beberapa di antaranya yang sibuk dengan urusan sendiri. Namun tak sangka, hari itu saat tubuh dan mata mulai lelah, pandanganku seakan tak ingin lepas dari seorang mahasiswi yang tersenyum, dia menatapku serius untuk mendengar penjelasanku. Aku mendapat banyak senyuman hari itu, tapi ini yang paling dahsyat. Saat itu otakku seakan bekerja dalam 2 dimensi secara sinergis. Satu sisi ia memerintah mulutku untuk menjelaskan materi hari itu, di sisi lain dia melepas impuls pada saraf simpatisku sehingga membuat jantungku terpacu lebih cepat.

Melihatnya seperti mendapat semangat baru siang itu. Di tengah semangat yang timbul, aku merasakan sebuah kerisauan. Melihat ia yang menggunakan sebuah baju praktikum bertuliskan nama seorang senior. Aku tak tau apa maksud semua ini, saat itu aku seperti ingin menyerah karena ku kira ia telah menjadi milik orang lain.

Hari itu berlalu dengan sebuah rasa penasaran tentang dirinya, bahkan namanya pun aku belum tahu.

Keesokkan malamnya, saat kebosanan menjadi bagian dari diriku malam itu, maka menyapa teman di dunia maya adalah penawar yang paling ampuh.

Dunia maya adalah dunia fantasi generasi milenium. Semua orang memiliki account dalam situs jejaring sosial. Ini tanda pergaulan masa sekarang. Banyak diantara penggunanya berusaha menjadi sesuatu yang dapat menarik perhatian orang lain, salah satunya dengan menggunakan nama-nama aneh, yang menurutku seperti kekanak-kanakan. Dan aku memilih untuk menjadi diri sendiri dengan menggunakan namaku sendiri. Tapi malam itu ada sebuah nama yang sangat menarik perhatianku. Ini tidak seperti nama-nama aneh yang kukatakan tadi, nama ini sangat unik. Nama yang cukup panjang, yang terdengar seperti nama dari negara lain. Aku sangat penasaran. Ku coba mengklik di nama itu, untuk mencari tahu siapa sesungguhnya di balik nama yang sangat unik ini. Kudapati sebuah poto yang menjadi profile dari nama tersebut. Aku merasa tak asing karena poto tersebut diambil di lapangan sepak bola di kampusku, hanya saja pada poto tersebut berjejer lebih dari 5 orang gadis, dan aku tak tahu siapa diantara mereka yang memiliki nama yang unik tersebut. Kuperhatikan satu per satu wajah mereka, diantaranya sudah sering kulihat, mereka juniorku.
Opps...dipinggir kanan poto tersebut terlihat seorang cewe dengan gaya uniknya, wajahnya tak asing, ini wajah yang membuatku semangat mengajar di lab kemarin. Tapi, sesuai adat batak, seandainya gadis ini yang memiliki nama unik ini, maka baju senior yang digunakannya bukanlah baju pacarnya, seharusnya itu baju abangnya. Entah kenapa saat itu aku langsung tersenyum sembari melihat ke atas. Hal yang sering kulakukan jika aku mulai berharap keajaiban Sang Kuasa.

Malam itu aku kembali sulit tidur, bukan karena besoknya aku harus menghadapi ujian midblok, namun karena ku mengenal sebuah wajah tapi tak mengetahui namanya, dan aku mengetahui sebuah nama tapi tak mengenal wajahnya. Aku sangat berharap nama dan wajah yang kukenal itu adalah orang yang sama.

(bersambung..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar