Kamis, 15 Desember 2011

Biopathy

Hari sudah siang, tapi demi tuntutan ilmu pengetahuan, perubahan jadwal kuliah oleh seorang dokter haruslah kami terima. Jam setengah dua, saat mata, perut, otak dan semangat sudah tak terkontrol, aku harus tetap hadir walaupun hanya untuk menandatangani absen. Hari ini seorang dosen yang lebih sering di sebut dokter minimalis memberi kuliah sesuai spesialisasinya. Saat memasuki ruangan tak sedikitpun terlihat wajah lemasnya, padahal para mahasiswanya sudah pada setengah hidup!
Dokter minimalis yang memiliki rambut yang minim, pigmen yang minim, mata yang minim, dan suara yang minim namun pengetahuan dan penghasilan yang maksimal ini mulai memberi kuliah tanpa peduli keadaanku. Tak ada humor yang kadang sering diberi dosen lain, saat harus masuk di siang hari, agar para mahasiswa tidak ngantuk. Dokter minimalis mempunyai tipe yang lebih kalem daripada berusaha membuat suasana lebih ceria. Kadang dia berusaha menghidupkan suasana dengan pengetahuannya yang membuat kami penasaran. Keadaan ini membuat aku harus mencari hiburan sendiri.
Tak ada yang bisa ku ganggu, tak ada yang bisa kutertawain, dan pastinya tak ada sedikitpun kuliah ini yang nyangkut di otakku. Aku hanya berharap slide kuliah ini di rumah akan kubaca. Walaupun harapan itu terkadang tak terjadi dan hanya menjadi sebuah harapan semu.
Lama tak mendapat objek penelitian, akhirnya mataku tertuju pada seorang mahasiswa teman satu stambukku yang duduk di deret sebelah kananku, dan dia sekitar empat kursi di depanku. Tangan kanannya berpangku pada kursi di depannya dan kepalanya bersandar pada tangan kanannya tersebut. Terlihat dia begitu mengantuk, kayak tak ada semangat hidup lagi. Kurang lebih sama dengan semua mahasiswa yang ada dalam ruangan pada siang itu. Namun yang membedakan adalah tangan kiri sang kawan yang sebelumnya di letakkan pada paha kirinya menjalar ke bawah menuju ke selangkangan, lalu tiba di sebuah stasiun internasional yang seharusnya masih tutup pada jam segitu. Kemudian tangannya seolah melakukan gerakan naik turun, hematku sepertinya dia sedang menggaruk!!! Dia menggaruk “anunya”!!! Oohhh.....NO!!
Teman yang sepertinya lebih baik kita panggil “biopathy”. Kenapa disebut demikian? Karena arti kata bio- adalah kehidupan/hidup/makhluk hidup sedangkan –pathy berasal dari kata idiopathyc adalah penyakit/kelainan yang belum jelas penyebabnya, maka biopathy adalah makhluk hidup yang tak jelas!!
Biopathy sebenarnya mahasiswa teladan di kampus, selalu datang memakai celana kain, baju selalu dimasukan ke dalam celana dalam, selalu membawa tas laptop yang tak jelas apa isinya. Pernah tersiar kabar dari seorang mahasiswi yang penasaran apa isi tas si biopathy, ternyata selain laptop, terdapat buku, pulpen, pensil, gelas, piring, baju, tang, obeng, celana dalam, sabun, obat nyamuk, bantal, kasur, sarung, jam dinding, dan sebuah benda aneh yang hanya sebesar roti tawar terbungkus dan benda ini dapat menyerap darah dengan cepat.
Kebiasaan aneh biopathy ini pun menjadi bahan leluconku dan teman-teman. Setiap jumat kurikulum mengharuskan kami mengadakan sebuah diskusi besar tentang sebuah kasus dengan seorang narasumber, kegiatan ini kami sebut pleno. Dan saat pleno ini, kedua kelas di stambukku akan digabung, maka ini adalah kesempatan untuk bertemu biopathy.
Kami duduk saling berhadap-hadapan, dan dia duduk tepat di arah jam 10ku. Dan ini adalah posisi yang paling tepat untuk memata-matai si biopathy.
Ini tidak kuanjurkan untuk para junior, karena kerjaku dan teman-teman lainnya hanya fokus pada biopathy bukan pada slide-slide yang telah susah payah dikerjakan oleh kelompok yang terpilih menjadi presentator siang itu. Sudah 30 menit berselang, tapi tak ada tanda-tanda aneh pada biopathy.
1jam sudah berlalu. Belum ada pergerakan. Kawanku sudah mulai pada putus asa. Tapi, demi sebuah hiburan tingkat tinggi aku tak ingin menyerah. Beberapa menit berikutnya terlihat tanda-tanda aneh itu datang. Tangan kiri yang tadinya di atas meja kursi mulai turun ke bawah menuju paha. Lalu dia sedikit menundukan kepala, seolah menjadi tanda akan terjadinya sesuatu. Tangan kirinya mulai di tarik mundur, dan saat ini telapak tangan tepat berada di selangkangan..Ow ow ouw...dia melakukannya lagi sodara-sodara. Kuperhatikan mereka yang berada tepat di depannya menjadi illfeel dengan aksi si biopathy. Hahahaha...entah alasan apa yang bisa menjelaskan hal itu begitu menghibur dan sangat menjijikan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar