Rabu, 02 November 2011

Patogenesis TB Paru

Patogenesis TB Paru: 1. Saluran napas merupakan port d'entree infeksi M.tuberculosa. Karena ukurannya yang sangat kecil, droplet nuclei yang terinhalasi dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini segera diatasi oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan memfagosit kuman TB. Jika makrofag kalah, kuman TB akan berkembang dalam makrofag dan kemudian akan membentuk koloni, yang disebut sarang primer atau Fokus Primer GHON.
2. Dari Fokus Primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang memiliki saluran limfe ke lokasi Fokus Primer. Jika Fokus Primer terletak di lobus paru media atau inferior, kelenjar limfe yang terlibat adalah kelenjar paralimfe parahilus, sedangkan jika Fokus Primer terletak di lobus superior, yang terlibat adalah Kelenjar Paratrakeal. Penyebaran ini menyebabkan Limfangitis dan Limfadenopati. Fokus Primer + Limfangitis + Limfadenopati disebut Komplex Primer. Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga terbentuknya Komplex Primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB, biasanya 4-8 minggu.
3. Sejak terbentuk Komplex Primer, infeksi TB Primer telah terjadi. Hal tersebut ditandai oleh terbentuknya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein, yaitu timbulnya respon terhadap uji tuberkulin.
4. Setelah imunitas seluler terbentuk, Komplex Primer akan mengalami salah satu hal sebagai berikut:
a) sembuh tanpa meninggalkan cacat (Restirution ad integrum)
b) sembuh dengan meninggalkan cacat (Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)
c) menyebar dengan cara:
# Perkontinuitatum; contoh limfadenopati di hilus sehingga menyebabkan penekanan bronkus lobus media, berakibat atelektasis. Kuman TB akan berjalan sepanjang bronkus yang tersumbat menuju lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis, hal ini disebut Epituberkulosis. Pembesaran kelenjar limfe di leher dapat menjadi abses disebut Skrofulodrma. Penyebaran ke pleura menyebabkan efusi pleura.
# Bronkogen ke paru bersangkutan atau paru sebelahnya. Atau tertelan bersama dahak sehingga terjadi penyebaran di usus.
# Menyebar secara limfogen atau secara hematogen (dapat menyebabkan TB Millier)
Fokus Primer di paru dapat menyebar dan menyebabkan pneumonitis atau pleuritis fokal. jika terjadi nekrosis perkejuan yang berat bagian tengah lesi akan mencair dan kelur melalui bronkus (saat batuk) sehingga menimbulkan rongga di jaringan paru (Kavitas). Kuman TB dapat tetap berada dalam fokus lesi dalam bentuk dorman, yang dapat teraktivasi kembali. Fokus potensial di apeks paru disebut Fokus Simon. Fokus ini bertahun-tahun kemudian dapat aktif kembali bila daya tahan tubuh penderita menurun.
5. Setelah bertahun-tahun, jika kondisi imun seseorang yang pernah terkena infeksi TB primer menurun, kuman TB yang dorman dapat teraktivasi kembali, yang disebut sebagai TB Post Primer. Reaktivasi terjadi selain karena imun yang menurun juga dapat terjadi jika ada reinfeksi. Karakteristik TB Post Primer adalah adanya kerusakan paru yang luas dengan kavitas, hapusan dahak BTA (+), lesi pada lobus superior, umumnya terdapat limfadenopati intratorakal. TB Post Primer dimulai dari sarang dini pada segmen apikal lobus superior atau lobus inferior. Awalnya sarang pneumonik kecil. Kemudian sarang ini dapat mengalami:
1) Diresorbsi dan sembuh dengan tidak meninggalkan cacat
2) Sarang meluas, kemudian sembuh dengan fibrosis dan perkapuran dapat aktif kembali, lalu dapat terjadi perkejuan dan menjadi kaviti.
3) sarang pneumonik meluas, terjadi perkejuan lalu terbentuk kaviti. Kaviti akan mengalami:
a) meluas dan menimbulkan sarang baru
b) memadat dan membungkus diri, disebut tuberkuloma
c) menyembuh (open healed cavity) atau menciut (stellate shape)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar