Minggu, 30 Oktober 2011

Ciao Super Sic!! ;unforgetable rider..

Marco Simoncelli, pembalap dengan gaya slengekan namun sangat dicintai para fansnya. 7 hari sudah sejak dirinya terlibat kecelakaan fatal di lap kedua MotoGP seri Sepang, suatu momen terakhir si kribo di dunia balap kuda besi. Dan bukan karena ingin ikut-ikutan saya menulis blog tentang seorang milanisti sejati ini, tapi memang kharismanya yang mungkin akan sulit terlupakan di sirkuit MotoGP.
Marco Simoncelli lahir di Cattolica, Rimini, Italia, 20 Januari 1987, adalah salah satu pembalap MotoGP yang memiliki insting membalap yang tinggi, dia tak segan-segan mengambil satu kesempatan untuk dapat melewati pesaingnya walau resikonya sangat tinggi. Hal ini lah yang membuatnya sering berselisih dengan para pembalab lain, seperti Lorenzo dan Pedrosa. Awal karir Marco Simoncelli di ajang Italian Minimoto Championship. Ketika itu, Simoncelli masih sangat muda yaitu berusia 9 tahun. Tahun 2001 ia pun hengkang ke ajang European 125cc dan meraih titel juara di tahun 2002. Pada tahun 2002 inilah, ia kemudian memulai karirnya di ajang Grand Prix. Selama tiga tahun ia di kelas GP125cc, namun Simoncelli hanya mampu meraih hasil terbaik di posisi kelima pada tahun 2005. Sukses menang sebanyak tiga kali dan tujuh kali naik podium dari 50 kali tampil.
Sementara tahun 2006 di kelas GP250cc, ia menjadi satu-satunya pembalap tim Gilera, pabrikan Italia yang mampu menunjukkan hasil terbaik di ajang ini. Yaitu menjadi juara dunia di tahun 2008 dengan 280 poin.
Simoncelli berhasil memenangi 12 laga dan 22 podium dari 64 seri yang diikutinya. Namun pada tahun 2009, Simoncelli tidak mampu sesukses seperti sebelumnya, sampai pada akhirnya tahun 2009 Simoncelli harus puas berada di urutan ketiga klasemen. Hasil ini yang membuat tim Honda Gresini tertarik untuk merekrutnya di ajang MotoGP World Championship pada tahun 2010 lalu. Ia pun mampu memperlihatkan hasil yang bagus sebagai pembalap rookie. Hasil terbaik yang bisa ditorehkan oleh pembalap asal Italia itu, adalah posisi keempat di MotoGP Portugal 2010.
Namun ironis, pembalap yang juga sahabat "The Doctor" Rossi (bahkan rossi telah menganggapnya seperti saudara) harus kehilangan nyawanya bahkan dengan insiden yang melibatkan sang sahabat. Lebih tragisnya hal itu terjadi di sirkuit dimana ia pernah meraih supremasi tertinggi sebagai pembalap kelas 250cc.
Satu hal yang menarik adalah fakta bahwa Simoncelli seorang milanisti sejati. Nomor motor 58 yang selalu ia gunakan itupun sejarahnya karena angka itu merupakan jumlah pertandingan yang pernah dilewati Milan tanpa kalah sekalipun di masa Dream Team. Itu bukti sah bahwa Sic seorang Milanisti sejati
Kehilangan seorang milanisti sejati yang sangat membanggakan itu seperti kehilangan seorang saudara, untuk itu usai menang melawan Lecce di laga Serie A seperti dilansir dari Sky Sport Italia, Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani mengatakan kemenangan timnya untuk Simoncelli, juara Italia yang meninggalkan olahraga terlalu cepat.
“Kemenangan ini untuk sang juara mendiang Marco Simoncelli, dia fans sejati Milan, jadi sudah selayaknya kemenangan ini untuk dia,” ujar Galliani yang mengaku terkejut mendengar tewasnya pebalap muda Italia itu di Sepang.
Hal yang sama juga diutarakan Tassoti, asisten pelatih Allegri yang mengakui kemenangan Milan atas Lecce, terpicu atas tewasnya Simoncelli. “Entah benar entah salah, kami mencoba bangkit dan ingin mempersembahkan kemenangan ini untuk Marco,” papar Tassotti. Milan menang 4-3 setelah tertinggal 3 gol oleh Lecce.
Dunia berduka kehilangan sang pelukis di arena sirkuit, dan kami Milanisti, juga merasa kehilangan sang teman di bangku stadion
Banyak orang menganggap ia sebagai sosok badung yang kalah pamor dengan pembalap-pembalap muda lainnya, seperti Lorenzo, Pedrosa dan Stoner. Tapi bagi saya, balapan tanpa Sic menjadi kurang menarik. Ia membalap dengan penuh semangat dan skill tinggi seperti seorang Rossi, namun juga sangat berani bahkan nekad seperti seorang Mellandri. Bila berandai, dirinya seperti Rhino Gattuso di AC Milan, Elegan namun Ganas..
Di Sepang 2008 ia naik tahta..
Di Sepang 23 oktober 2011, ia memperkenalkan website terbarunya 58marcosimoncelli.it, yang mungkin menjadi kenangan terakhir si kribo untuk para fansnya. Website yang hanya terisi satu halaman dengan headline CIAO SIC!!, bahkan website tersebut belum sempat mendokumentasikan aksi-aksi gila dan keceriaan Sic di atas podium.
Dan di Sepang pula, pada hari yang sama Sic memamerkan website terbarunya, kita harus kehilangan seorang pembalap yang sangat kontorversial namun menghibur dan bertalenta, Marco "Super Sic" Simoncelli...
Ciao Sic!!

1 komentar: